-->

Profile Singkat Dalang Ki Seno Nugroho

- September 25, 2021

Kali ini tim akan memberikan sedikit informasi mengenai profile singkat dalang Ki Seno Nugroho yang sudah banyak di gandrungi masyarakat Indonesia.


Ki Seno Nugroho adalah seniman dan dalang wayang kulit berkebangsaan Indonesia asal Yogyakarta. Namanya dikenal secara luas sebagai dalang melalui pergelaran wayang kulit yang memadukan antara gagrag Surakarta dan gagrag Yogyakarta. Kekhasan lainnya yang membuat terkenal adalah saat menampilkan panakawan (Semar, Garèng, Pétruk, Bagong) dengan guyonan yang spontan, kontekstual, aktual, dan lucu. Selain mendalang di Indonesia, Seno Nugroho juga pernah diundang tampil di negara Belanda dan Belgia.

Latar belakang

Seno Nugroho lahir di Yogyakarta, 23 Agustus 1972. Ia berasal dari keluarga dalang wayang kulit. Kakek buyutnya adalah dalang abdi dalem Pura Pakualaman, yaitu Ki Jayeng, sedangkan kakeknya adalah dalang Ki Cermo Bancak, yang kemudian berputra Ki Suparman Cermo Wiyoto, ayah dari Ki Seno Nugroho.Seno Nugroho mulai menggeluti dunia pedalangan sejak usia 10 tahun, dan mengawali kariernya sebagai dalang pada usia 15 tahun, saat masih duduk di Sekolah Menengah Kesenian Yogyakarta. Kekagumannya terhadap sosok Ki Manteb Soedharsono yang membuat dia tertarik pada pedalangan dan terus menggelutinya. Hingga akhir hayatnya, Seno belum mempunyai sanggar pedalangan sendiri, tetapi sesekali beberapa orang dari mancanegara belajar mendalang padanya. Dia juga mempunyai kelompok karawitan sendiri yang diberi nama Wargo Laras dengan jumlah anggotanya kurang lebih 50 orang.

Kematian

Seno Nugroho meninggal dunia pada tanggal 3 November 2020 pukul 22.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta, akibat serangan jantung, beberapa saat setelah bersepeda.Pada hari Rabu, 4 November 2020, jenazah Seno Nugroho dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Semaki Gede, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Ia meninggalkan seorang istri, Agnes Widyasmoro, dan tiga orang anak


Dikutib dari situs kompas:

Dalang kelahiran Yogyakarta, 23 Agustus 1972 ini sukses membuat kesenian wayang kulit digandrungi kaum milenial. Dalam laman YouTube "Dalang Seno" yang ditayangkan live tanggal 11 Mei 2019, Seno menceritakan awal mula dirinya sebagai dalang. Dia menceritakan, kakeknya seorang dalang dan ayahnya bernama Ki Suparman, merupakan salah satu dalang di Yogyakarta. Sewaktu SMP, Seno diajak ayahnya menonton pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Mantep Sudarsono di Sasono Hinggil Dwi Abad, Kraton Ngayokyokarto. Pulang dari menonton, dirinya mulai tergugah untuk menekuni seni pedalangan. Saat duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Karawitan Indonsia (SMKI) sekarang SMK N 1 Kasihan, Bantul, ayahnya Ki Suparman sakit. Saat itu dirinya dinasehati pamannya, Ki Supardi. "Ki Supardi bilang ke saya.Bapakmu wis loro, bapakmu nguyuh wis getih nek koe ra mayang sopo sik nyulihi bapakmu (Bapakmu sudah sakit, bapakmu sudah kencing darah. Siapa yang akan menggantikan bapakmu). Dari situ saya tercampuk hati saya," katanya Awal mendalang, dirinya diajak pamannya Supardi mendalang di Mrican, Gejayan, Sleman. Saat itu dirinya diminta untuk ikut mendalang, dirinya mengiyakan tetapi dengan syarat ayahnya tidak boleh menonton. "Ki Supardi bilang ke saya.Bapakmu wis loro, bapakmu nguyuh wis getih nek koe ra mayang sopo sik nyulihi bapakmu (Bapakmu sudah sakit, bapakmu sudah kencing darah. Siapa yang akan menggantikan bapakmu). Dari situ saya tercampuk hati saya," katanya. Awal mendalang, dirinya diajak sang paman Supardi mendalang di Mrican, Gejayan, Sleman. Saat itu dirinya diminta untuk ikut mendalang. Dirinya mengiyakan tetapi dengan syarat ayahnya tidak boleh menonton. Alasannya, waktu itu karena grogi dan takut. Saat tengah mendalang, Seno ternyata tidak mengetahui jika ayahnya ikut mengiringi dengan memainkan rebab. Mengetahui kehadiran sang ayah, Seno grogi. Sebelum mengetahui kedatangan sang ayah, pementasan berjalan lancar. Sebelum meninggal, ayahnya menuruti keinginannya untuk membeli drum dan kelir. "Bapak saya melihat saya mayang itu sekal," katanya. Dalam vlog itu pun, dirinya menceritakan tentang gaya mendalang yang dipengaruhi oleh beberapa dalang idolanya. Mulai dari Ki Matep Sudarsono, almarhum Hadi Sugito, H Sukron Suwondo, Ki Gondo Darman. Setiap dalang mempunyai kelebihan masing-masing. Selain fokus mendalang dirinya juga berkolaborasi dengan kesenian lainnya. Bahkan, dengan kakaknya Wiroto yang juga koreografer sudah melakukan pementasan di Belanda dan Belgia. Bersama Madusari, grup karawitan di Kanada, mereka berkolaborasi mementaskan wayang di Kanada, tour 7 kota. Kini, dalang kondang itu telah pergi menghadap ilahi. Karya Ki Seno akan selalu dikenang untuk selamanya. Selamat jalan Ki Seno.

ref : Wikipedia dan Kompas

Add your message to every single people do comment here
EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search